
Studi dari 8.800 orang yang berusia 50-an, menunjukkan tekanan darah dan kelebihan berat badan juga nampaknya mempengaruhi pada otak, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah.
Para ilmuwan yang terlibat penelitian ini mengatakan bahwa orang-orang perlu menyadari bahwa gaya hidup seperti itu bisa merusak pikiran serta tubuh. Studi mereka ini dipublikasikan di jurnal Age and Ageing.
Para peneliti di kampus tersebut menyelidiki keterkaitan antara kemungkinan serangan jantung atau stroke dan keadaan otak.
Data tentang kesehatan dan gaya hidup dari kelompok orang berusia 50-an dikumpulkan dan menjalani tes otak, juga menyuruh para peserta belajar kata-kata atau nama-nama hewan sebanyak yang mereka bisa dalam satu menit.
Hasilnya menunjukkan bahwa resiko secara kesuluruhan serangan jantung atau stroke adalah "secara signifikan terkait dengan penurunan kognitif" dengan orang-orang pada resiko tertingi menunjukkan penurunan terbesar.
Studi juga mengatakan ada keterkaitan yang konsisten antara merokok dan skor lebih rendah dalam tes ini.
Salah satu dari peneliti, Dr. Alex Dregan, mengatakan, "Penurunan kognitif menjadi berhubungan dengan penuaan dan peningkatan jumlah orang yang mengganggu fungsi sehari-hari dan kesejahteraan. Kami telah mengindentifikasi sejumlah faktor resiko yang bisa dikaitkan dengan penurunan kognitif, yang semuanya, bisa dimodifikasi."
"Kami perlu membuat orang menyadari akan kebutuhan untuk melakukan perubahan gaya hidup karena resiko penurunan kognitif," tambahnya.
Namun para peneliti tidak tahu bagaimana penurunan demikian bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari orang-orang. Mereka juga tidak yakin apakan penurunan dini dalam fungsi otak ini bisa menyebabkan kondisi seperti demensia.
